Nyaman dan kerasan itu kesan pertama yang sering dilontarkan
tamu ketika menginap di Hotel Inna Garuda, hotel berbintang 4 di Jl. Malioboro
60 Yogyakarta.Nyaman, karena kesejukan kamar, kelezatan sajian makanan serta
lokasinya yang berada di Pusat keramaian kota. Bisa bikin kerasan karena serasa
berada di rumah sendiriHotel bersejarah ini menjadi tempat convention dan
exhibition yang banyak diminati tamu berbagai kota untuk mengadakan seminar
atau pertemuan.
“Kelebihan Inna Garuda karena seringnya dijadikan tempat
konvensi dan pameran, baik dari Yogya maupun luar kota “kata Ainul Midfar,
General Manager Inna Garuda. Untuk memberikan kenyamanan pada tamunya , kini
bahkan sedang merenovasi 185 kamar secara bertahap dan diperkirakan selesai
tahun 2007.Sebagian kamar yang telah direnovasi memang terkesan tambah cantik
dengan dinding warna muda dan hiasan lukisan.
Kamar yang pernah ditempati Panglima Besar Jenderal
Soedirman, kini juga sedang dalam proses renovasi, meski tetap mempertahankan
interior masa lalu. Kamar bertarif Rp3juta itu, dulu sering diinapi para
pejabat. Lampu gantung dan kuris kayujati masih dipertahankan untuk melengkapi
interior kamar bernama Soedirman Suite tersebut.
Cagar Budaya
Inna Garuda yang termasuk dalam cagar budaya nasional ini,
tidak lepas dari sejarah perjuangan yang didirikan pada zaman pendudukan
Belanda. Hotel yang berbentuk cottage dibangun pada tahun 1908 itu sekaligus
termewah di Yogyakarta dengan nama Grand Hotes de Djokja. Mulai dioperasikan pada
tahun 1911, kala itu masih terbatas untuk menampung tamu Gurbenur Belanda saja.
Tahun 1938 diubah bentuknya menjadi dua sayap utara dan sayap selatan dengan
bangunan utama terletak ditengah.
![]() |
Ketika zaman Jepang tahun 1942 namanya diubah menjadi Hotel
Asahi , dan selepas kemerdekaan tahun 1954 berubah lagi namanya menjadi Hotel
Merdeka. Perjalanan kemudian , masih lagi tampil dengan nama baru, Hotel Garuda
pada tahun 1950 , sejak tahun 1975 pengelolaanya dipasrahkan kepada PT. NAtour mengubah lagi namanya menjadi
Natour Garuda.
Untuk mempertahankan citra sebagai hotel bersejarah, bentuk
sayap utara dan sayap selatan tetap dipertahankan tapi bangunan di tengah
dijadikan tujuh lantai. Natour Garuda yang berstatus BUMN, melakukan soft
opening dilakukan 29 juni 1985 oleh
Sri Sultan Hamengkubuana IX.
Melihat pesatnya perkembangan parawisata di Yogyakarta
khususnya PT Natour kemudian memperluas dengan penambahan kamar sebanyak 120
buah. Selesainya perluasan kamar itu ditandai dengan peresmian oleh Gurbenur
D.I.Yogyakarta Sri PAku Alam VIII, tanggal 29 Juni1991.Dengan demikian PT
NAtour Garuda memiliki 240 kamar. Perubahan nama Inna Garuda terjadi pada tahun
2001 ketika PT Natour bergabung dengan PT Hotel Indonesia. Inna merupakan nama
bisnis kooperat sekaligus nama komersial.Sejak bulan Desember 1945 sampai 1964,
Hotel Merdeka hingga Inna Garuda, kamar 911 dan 912 digunakan sebagai Kantor
Markas Besar Oemoem (MBO) Tentara Keamanan Rakyat (TKR) pimpinan Panglima Besar
Soedirman. Untuk mengenang peristiwa itu, 30 Desember 1996 diresmikan Prasasti
PAngsar Jendral Soedirman di Natour Garuda oleh Pimpinan pusat PAguyuban
Wehrkreise Yogyakarta (Daerah Perlawanan III) Jenderal (Purn) Soesilo Soedarman
(alm).
Mudah diakses
Menurut Ainl, Inna Garuda sangat mudah diakses karena
lokasinya di jantung kota. Apalagi kearifan Budaya local sangat membantu
melestarikan seperti acara macapat yang berlangsung setiap 35 hari. “Memang
tidak seramai tahun 90 ‘ an, tapi budaya ini bisa dipertahankan”, ujar Ainul
yang pernah mengelola hotel di Bali. Sebagai Hotel Konvensi, Inna Garuda
memiliki sejumlah ruang pertemuan seperti Borobudur, MEndut, Prambanan, Kalasan
, Sambisari, Bima, Arjuna, Sadewa, Yudhistira dan Aseann.
“Ruang ruang itu biasanya untuk pertemuan atau seminar
dengan jumlah perserta terbatas. Tapi kini ada juga kamar hotel yang bisa
disulap jadi ruang meeting untuk 3-4 orang” papar Ainul yang didampingi Public Relation Manager Natalia Subarki. Untuk mengenang
perjuangan bangsa, di dinding lobi terpasang lukisan raksasa yang menggambarkan
peristiwa sejarah di Yogyakarta. Disampin itu ada dua lampu gantung ukuran
besar terbuat dari kaca pati beraneka warna.
Untuk urusan santap pagi,siang dan malam tersedia enam
jam di Djokja Coffe Shop yang menyajikan
berbagai menu. Coffe shop dengan interior kayu ini menempati di ruang lobi. Ada
gapura di pintu masuk yang terbuat dari kayu, dan beberapa pohon palm dalam pot
sebagai pagar. Di dinding terpajang beberapa lukisan dan salah satu tiang, ada
pancuran yang terbuat Dari keramik , yang airnya mengucur secara bertahap, Jika
menginginkan masakan Jepang bisa ke Miyagawa Asahi Restaurant. Demikian juga
masakan China tersedia di Djanur Kuing
Oriental Restaurant. Bagi tamu yang menyukai souvenir datang saja ke Konter Abadi Jewellery yang terletak
di lobi bagian selatan. Tamu bisa memilih sekaligus membeli berbagai kerajinan
teruat dari keramik, kayu, bamboo, kulit , perhiasan serta batik.
Bagikan
Hotel bersejarah Inna Garuda
4/
5
Oleh
Unknown